Pada
hening malam
Aku
bercengkrama dengan purnama
Serupa
sang bunda
Berlutut
basah di hadapannya
Pada
dedaunan pecah
Pemisah
aku dan purnama
Mendayu
elegi malam sekitar
Serupa
tangis menulikan pendengaran
Pada
sehelai angin
Membelai
hangat raga
Menuntun
pada hikayat kehidupan
Akulah
sang jenaka
Mencari
arti tanpa dimengerti
Menanam
kisah, namun enggan menuai pada dunia
Mengarungi
impi dalam tangis abadi
Aku
bukan dia
Aku
bukan juga mereka
Serupa
bulan, tak berdua, apalagi bertiga
Dalam
hening malam
Aku
bercengkrama dengan purnama
Aku
menyerap auranya, juga keteguhan hatinya
Kala
ia menjalin cinta dengan samudera
Lewat
tatapan semata
Aku
sang jenaka
Dengan
ribuan kisah tak bermakna
0 komentar:
Posting Komentar