Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sebuah Takdir Cinta?



25 ferbuari 2014—

Purnama mengusik desah kelelawar malam, terdengar jelas degup kebingungannya.
"Hey do, apa yg kamu lihat?" Ucap sahabatku rafa, aku tengah bermalam di rumahnya kini.
"Ahh hanya sekelebat bayangan diantara purnama" jawabku datar.
Bisu gemintang menambah kerinduan malam saat menyambut aku dan sang "penghuni lama".
Penuh sesak pikiranku kini, aku tetap tak bisa mengatur hati untuk terdiam.
Semakin larut, ia malah bersuara lebih keras hingga aku terbuai masa-masa dulu kala.


19 Februari 2010—

Desir angin mengintip di balik celah-celah kami, membawa sedetik gigil.
Lantas lenganku yang terbuka, secepatnya dia genggam agar cipta sang hangat.
Saat ini, aku dan indah (kekasihku) sedang menatap keanggunan lembar demi lembar angkasa malam.
"Gak kerasa besok udah 3 tahun kita bersama" ucapku lirih.
"Iyah, cepet banget deh".
"Semoga terus dan terus waktu mengijinkan kita untuk bersama".
"Amin" lirihnya seraya memeluk pinggangku lebih erat.
Kami terus memandang satu sama lain, serupa bulan menjalin cinta dengan laut malam.
Lalu hadir bisik-bisik gelap, aku pun mengecup bibirnya sejenak, agar suasana semakin syahdu.
Benar juga, waktu berlalu cepat, larut malam mengusir keberadaan kami.
Kamipun pulang dengan terpaksa.

---

Sesampainya mengantar dia, aku bergegas pulang.
“ah, apa yang aku sajikan untuknya besok?” pikirku, tepat setelah ranjang empuk menangkap jatuhnya ragaku, dengan sedikit menggaruk kepala yang tak gatal.
“anniv yang pertama boneka, yang kedua kejutan makan malam,lalu apa lagi untuk yang ketiga?”, masih saja aku tak menemui ujung solusi. Mungkin terlalu lama aku bersikeras membuat kejutan, hingga kantuk menguburku dalam mimpi seketika.

---

Fajar telah mencuri kenyamananku, debar-debar mimpi hilang sudah, berganti hiruk-pikuk dunia.
Lekas aku menoleh pada benda tersayang di sampingku, apalagi kalau bukan handphone butut, dan taraa…
Tertera jelas ada pesan masuk dari sang kekasih, yang berbunyi,“happy third anniversary sayang :) semoga kedepannya menjadi lebih baik, dan selalu saling melengkapi”, seulas senyum pun singgah tanpa malu pada bibir kusutku, tak peduli dengan sekitar, padahal ibuku menatap heran.
Pandanganku tetap tertuju pada pesan tadi, hingga ku balas “iyah sayang, semoga sang khalik selalu merestui kita berdua”.
Terlalu singkat memang balasanku, namun cukup untukmerengkuh segala hal positif yang ada.
Restu-Nya adalah yang paling utama.
Waktu pun tetap pada prinsipnya, selalu bergerak cepat dalam kenyamanan, namun bergerak lambat pada kejenuhan manusia.
Ya, pada hari menjelang siang, tiba-tiba awan mencumbu pekatkelabu, membunyikan biola guntur sederhana.
“Sepertinya akan hujan”, sesalku kerana sederet rencana sirna.
Dugaanku benar, hanya butuh satu menit sebelum angkasa menangis, terlalu hebat hingga mencuri kekokohan atap-atap rumah.
“ah sial, hujannya lebat, jadi bocor deh”, umpatku keras. Namun aku terhenyak ketika pintu rumah berdenting lemah,“toktok tok” begitulah bunyinya..
Berat hati aku membuka, sosok yang aku cintai berdiri resah.
Yah, kekasihku ditikam hujan bertubi-tubi di luar,”hei kenapa kamuhujan-hujanan? Seperti anak kecil saja, cepet masuk nanti kamu sakit” celotehku sambil menarik lengannya memasuki kediamanku.
Aku pun bergegas membawanya ke kamar mandi, lalu menyuguhinya sehelai handuk, disusul pakaianku yang terlalu besar untuknya,barangkali cukup sekedar mengusir gigil yang kejam.
Lalu kami duduk di ruang tamu..
“Kamu belum jawab pertanyaanku, ngapain kamu datang kemari sambil hujan-hujanan?”, desakku.
“aku hanya ingin bertemu denganmu. Aku ingin kamu tahu, aku selalu menyayangimu setulus hati, jagadirimu baik-baik semisal aku tak disisimu lagi”
“Hah?? Kamu ngomong apa sih? Kamu pasti selalu ada disisiku”.
“Ini mungkin takdir cinta”.
“Takdir cinta?? Maksudnya??”.
“Kamu adalah jodohku, namun berbeda denganmu, barangkali aku bukan jodohmu”.
“Kamu semakin melantur, aku gak ngerti arah pembicaraanmu”.
“Kamu hanya belum mengerti, tapi suatu saat nanti, kamu pasti paham semuanya”.
“Sudah cukup!! Kamu terlalu melantur, kita bahas yang lain aja”.
“Maaf sayang, waktuku sudah habis, aku akan selalu…..”
Suaranya tertelan genderang langit yang menyeruak pada gendang telinga…
Lantas suara handphone nyaring berbunyi, itu nada telpon,”kamu bilang apa tadi?? Sebentar, aku angkat telpon dulu”.
Aku bergegas menuju kamar, dan kulihat memang handphoneku berbunyi, lantas terpampang sebuah nama “Mama Indah”, ah mungkin tante mengkhawatrkannya, sampai meneleponku, langsung saja aku meraih dan mengangkat tanpa pikir panjang.
“Halo tante?"
"Halo nak dodo.. indah... indah", suaranya terisak.
"Kenapa dengan indah, tante?" Aku bingung.
"Indah.. nak dodo, Indah mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat" isak tangis disana mulai menyeruak keras.
"APA!!! Tidak mungkin, saat ini indah ada di...." suaraku tertahan saat aku beranjak ke ruang tamu. Indah tak kutemukan. Hanya sehelai pakaian lusuh yang merebah di sofa keras itu. Aku gemetar, degup jantung secepat kilat, menghantam sudut-sudut cangkangnya, seketika pula handphoneku terjatuh, namun lirih suara masih terdengar riuh.
"Halo.. halo.., nak dodo? Halo,, ada apa nak dodo? Halo?"
Aku membisu, aku terjerembab lalu, aku bingung harus berbuat apa.
Terlalu cepat semua ini.
Tak terasa gerimis membasahi pipi, antara percaya atau tidak, mereka sedang beradu mulut, meskipun aku tak menghiraukan. Sebab kenyataan menikam terlalu dalam.

25 Februari 2014--

Guntur malam mengembalikanku pada masa sekarang,
Ternyata rafa sudah terlelap pulas, mungkin terlalu lama aku tenggelam pada kenangan pahit.
Sebagaimana, bertahun-tahun masih enggan membuka hati pada kenyataan.
Semilir angin menyusup ke celah-celah jendela,
Aku merasakan lembuh sentuhannya,
Tiba-tiba, tanpa sadar aku berucap," Hai indah, bagaimana kabarmu disana? Aku harap kamu telah bahagia, semoga kamu tak melihatku, aku malu sekali, sebab pasti, aku masih enggan memperbolehkan wanita lain singgah di hatiku" linang air mata semakin menghanyutkanku, melahap setiap inci kesadaran, dan aku tak melawan, karena aku yang kehilangan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Domo-kun Cute